Bripka Meynanto Patut Kita Apresiasi Atas Kepeduliannya Terhadap Pengamen Dan Anak Jalanan

Cianjur, sorottipiko.com I Para pengamen dan anak jalanan biasanya suka di pandang rendah dan di cap negatip, apalagi jika anak jalanan tersebut memiliki tato.
Namun lain halnya dengan para pengamen dan anak jalanan yang biasa nongkrong di lampu merah Rawabango Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Yang membedakan mereka dengan para pengamen dan anak jalanan di tempat lain, yakni, mereka selalu menyisihkan penghasilan dari ngamennya untuk membantu anak yatim yang ada di rumah penampungan yatim piatu di kampung Sinagar, desa Sabandar Kecamatan Karangtengah. Kegiatan santunan ini rutin mereka lakukan setiap hari Jum’at. Seperti halnya yang mereka lakukan pada, hari Jum’at (29/10/21)

Sikap kepedulian mereka ini berkat bimbingan dan arahan Bripka Meynanto p.st,s.kom yang akrab di sapa Raja Langit, selaku Kanit Lantas Polsek Karangtengah, Polres Cianjur, Polda Jabar. Sosoknya benar-benar begitu dekat dengan para pengamen dan anak jalanan yang ada di lampu merah Rawabango, sehingga mereka merasa memiliki orang tua yang melindungi dan mengajarkan tentang arti hidup yang sesungguhnya
Seperti yang disampaikan Piyan Sopiyandi salah satu pengamen di lampu merah Rawabango, ia menuturkan,” kami merasa sangat bersyukur dan berterima kasih kepada pa Kanit Meynanto, yang selama ini sudah memberikan bimbingan dan mengarahkan kami pada hal-hal yang positif, sehingga kami peduli terhadap saudara-saudara kami yang membutuhkan uluran tangan, terutama anak yatim piatu. Alhamdulillah kami setiap harinya selalu menyisihkan penghasilan, kemudian setiap hari Jum’at kami berikan kepada sejumlah anak yatim piatu, walaupun pemberian ini tidak seberapa, tapi setidaknya bisa meringankan beban dan membuat anak-anak yatim sedikit tertawa bahagia.’ tutur Piyan.

Sementara Bripka Meynanto p.st,s.kom yang akrab di sapa Raja Langit selaku Kanit Lantas Polsek Karangtengah, Polres Cianjur, Polda Jabar mengungkapkan,” tujuan utama saya merangkul anak-anak jalanan adalah untuk merubah image di masyarakat, bahwa selama ini anak jalanan identik dengan premanisme, seperti, pemalakan, mabuk- mabukan dan lain-lain. Kalau yang saya lihat dan saya pelajari, bahwa mereka itu sebenarnya korban, misalnya karena orangtua, pergaulan, atau kadang-kadang orang tuanya memang sudah tidak ada. Salah satu contoh anak jalanan usia sepuluh tahun yang setiap harinya tidur di tugu Pramuka, kedua orang tuanya sudah lama meninggal dunia, selama ini dia dirawat oleh neneknya, kemudian neneknya pun meninggal dunia, akhirnya lari ke jalanan sampai sekarang, dan kemarin dia di operasi kakinya, akibat penyakit kulit, sampai ada belatungnya. Untuk pelaksanaan operasinya kami bekerjasama dengan Puskesmas Karangtengah. Setelah dilakukan operasi dan sembuh kembali, anak tersebut sekarang sudah bisa beraktivitas, seperti sedia kala. Nah jadi salah jika anak tersebut dibilang brandal, namun itu semua dia lakukan karena keadan orang tuanya yang sudah tidak ada.” Ungkap Bripka Meynanto.
“Lanjut Bripka Meynanto, melihat semua itu, karena kepedulian dan kecintaan saya terhadap anak-anak jalanan, pasalnya saya sendiri pernah merasakan hal itu. Ketika kecil saya pribadi pernah jadi pengamen, setelah dewasa dan sebelum menjadi Polisi saya pun pernah menjadi sopir angkutan kota. Oleh sebab itu sudah sepatutnya jiwa dan hati saya tersentuh untuk membantu mereka. Saya sudah cukup dekat dengan mereka, sehingga saya seringkali menasehati dan mengarahkan mereka agar tidak salah langkah. Alhamdulillah mereka menuruti nasehat dan saran saya, seperti, tidak boleh meminta secara paksa kepada para pengendara roda dua dan roda empat yang berhenti di lampu merah. Kemudian mereka disarankan untuk menabung dan menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membantu sesama, terutama terhadap anak yatim piatu. Akhirnya sekarang mereka rutin setiap hari jum’at menyantuni anak yatim piatu yang ada di kampung Sinagar Desa Bojong, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Cianjur. Selain itu saya juga mengajarkan mereka kerajinan tangan kaligrapi, kemudian bagi mereka yang masih dibawah umur diharuskan mengikuti sekolah jalanan, dan itu dilaksanakan setiap hari minggu. Pada hari tersebut mereka belajar, membaca, berhitung dan mengaji. Dalam kegiatan tersebut kami bekerjasama dengan ormas dan relawan yang ada di wilayah Kecamatan Karangtengah.” imbuh Bripka Meynanto.(Arif)