Banyaknya Sampah dan Hamparan Eceng Gondok di Pasisir Pantai Apra Sindangbarang Aktifis Penyelamatan Lingkungan Angkat Bicara.
Cianjur, — sorottipikor. com l
Banyaknya sampah yang berserakan dan tumbuhnya hamparan eceng gondok di pesisir pantai Apra Kec. Sindangbarang dan pantai hutan cemara Kec. Cidaun, membuat mang Yadi seorang aktifis sekaligus motivator penyelamatan lingkungan angkat bicara.
Menurutnya, hal itu bisa terjadi lantaran kurangnya kesadaran dari masyarakat dan wisatawannya saja. Melainkan banyak peran dan pihak terkait yang kurang respect akan temuan-temuan tersebut. Sehingga bisa terjadi penumpukan sampah di pesisir pantai dan meluasnya hamparan eceng gondok.
“Kurangnya kesadaran ini bukan hanya dari masyarakat dan wisatawannya saja kang (red*). Tetapi sebetulnya banyak peran dan pihak terkait didalamnya,” kata mang Yadi saat dihubungi melalui whatsapp, Minggu (20/12/2020).
Masih dikatakan mang Yadi, ada lima aspek yang kurang diperhatikan juga, seperti aspek peraturan, kelembagaan, pendanaan, sosial budaya dan aspek teknologi. Dan itu sebenarnya bisa dijadikan acuan untuk mengelola lingkungan.
“Kelima aspek ini harus dihadirkan disemua lini/sektor untuk menyelamatkan lingkungan. Karena pada dasarnya wisatawan itu, pasti akan mengikuti aturan main yang ada,” ungkapnya.
Adapun Peraturan saat ini secara nasional, Indonesia sudah membuat UU No 18 tahun 2008 terkait penanganan masalah sampah dan disusul oleh peraturan presiden No 97 tahun 2017 yaitu Jakstranas/Jakstrada, kebijakan strategi nasional/daerah.
“Artinya, semua kota/kabupaten wajib menerapkan dan segera membuat regulasi ini. Dan yang jadi pertanyaan, di Cianjur ini boro-boro buat penegakan perpres, perda saja belum dibuat jelas,” ujarnya.
Mang Yadi juga mengatakan, jadi ditempat wisata itu harus ada aturan yang jelas penanganan sampah terintgerasinya mengacu pada regulasi yang ada . Kenapa? Karena dalam perpres, jelas terlampir ada 32 kementrian terkait, bahwa semua harus ambil peran.
“Dinas Pariwisata buat dong aturan ditempat wisata, bukan hanya iklanin wisata untuk datang. Tapi tidak mempertimbangkan dampak banyaknya wisatawan yang berwisata tetapi tidak ramah akan lingkungan. Karena pada prinsipnya kebijakan itu dibuat dan dilaksanakan, bukan dinas bariwisata,” cetusnya.
Terakhir dikatakan mang Yadi, Indonesia menempati posisi kedua didunia sebagai penghasil sampah plastik sekali pakai yang berakhir dilaut. “Nah, karena Cianjur memilki kekayaan laut yang luar biasa, saya berharap banyak masyarakat dan pihak lainnya untuk ambil peran terkait sampah di pesisir pantai ini,” harapnya.
Reporter : Arif