Mondokku Terputus Gara-gara Uang SPP…Ratapan Anak Santri…

Bogor Kota, –Sorttipikor.com l Ratapan Anak Santri…. AD santri perempuan di Pondok Pesantren Qotrunnada, Citayam, Kota Depok, harus menelan realita hidup yang pahit karena pihak Pondok Pesantren memulangkannya karena macet membayar SPP selama 2 bulan lamanya.

Ayahanda dari AD harus menahan bendungan air matanya agar terlihat kuat di depan anaknya, ia terpukul hatinya saat melihat anaknya menelpon pada Senin (09/11/2020) lewat panggilan video dengan suara tersedu-sedu karena leraian air mata yang terus mengucur yang bercampur informasi duka yang musti disampaikan kepada ayahnya.

“Ayaah… Aku enggak mau pulang dari pondok, aku Mohon ayah cari uang buat bayaran pondok Siti, kalau ayah engga bayaran, nanti aku dipulangkan” kata AD tersedu keras sembari menghabiskan air matanya.

Menurut NK, ayah AD, pihak pondok memfasilitasi anaknya telpon genggam untuk melaporkan langsung bahwa ia belum bayaran 2 bulan lebih, hal tersebut tentu menjadi catatan merah untuk pihak pondok pesantren yang mustinya santri fokus belajar dan mengaji dan untuk urusan bayaran itu kewajiban orang tua.

“Saya kecewa dengan sikap pondok pesantren, mustinya ada mediasi dengan orang tua murid. Siswa itu mestinya fokus ngaji dan belajar di pondok pesantren bukan disuruh mikirin uang bayaran. Kalau seperti ini menjadi beban mental buat santrinya, ya meskipun nanti saya bisa bayar, tapi beban mental pada anak saya akan terus membekas”. ungkap ayahanda AD dengan nada kecewa.

Sontak NK mematikan panggilan video dengan anaknya karena tidak kuat melihat air mata anaknya yang sudah habis. Sang ayah langsung angkat bicara kepada pihak Ponpes atas sikap yang tak semestinya dilakukan oleh lembaga pendidikan dan berencana akan mengambil anaknya sebelum pihak pondok pesantren memulangkannya, namun respon pihak pondok lagi-lagi tidak memuaskan hati seorang ayah.

“Saya langsung kabari pihak pondok untuk klarifikasi hal yang tak semestinya itu, tapi lagi-lagi pihak pondok hanya membalas ‘Kami hanya menjalankan amanah saja, pak’. Balasan yang tidak memiliki solusi,” ungkapnya.

Setelah seharian dalam keresahan, esoknya Selasa (10/11/2020) NK langsung menjemput anaknya sebelum pihak pondok memulangkannya, namun hal yang mengagetkan pun terjadi kembali saat NK tiba di Pondok Pesantren, Si anak sudah ada di luar asrama dengan kondisi yang sudah siap untuk pulang.

“Saat saya sampai ke pondok, ternyata si anak sudah ada di luar pondok, di rumah ustadzahnya dengan kesiapan untuk pulang. Saya pun berkeinginan untuk bermediasi bersama pihak pondok. Namun, lagi-lagi saya tidak bisa bertemu langsung dengan pimpinan pondoknya, dengan dalih pimpinan pondok tidak bisa ditemui. Kalau seperti itu, tidak ada sama sekali solusi dari pihak pondok, akhirnya saya pulang dengan anak saya dengan tak menghasilkan sesuatu apapun,” ia menerangkan.

Menurut keterangan AD, anak dari NK, ia menjelaskan bahwa bukan hanya dia saja yang dipulangkan, namun ada 3 temannya yang dipulangkan juga karena telat bayaran SPP, dikala pemerintah sudah mewajibkan masyarakatnya untuk belajar guna meningkatkan kualitas pendidikan, Pondok Pesantren Qotrunnada memulangkan santri-santrinya yang telat bayar SPP tanpa bisa diajak untuk bermeditasi.

Tak hanya itu, Pondok Pesantren Qotrunnada yang terbilang tua dengan santri ribuan pun pernah melakukan sistem yang tak semestinya dilakukan oleh lembaga pendidikan yang berbasis agama Islam dengan memungut biaya perhari 10 ribu bagi santrinya yang telat bayaran.

“Sebelum ini terjadi pun, mereka pernah memungut 10 ribu perhari jika bayaran telat. Contohnya, batas terakhir bayaran itu tanggal 10, jika tanggal 10 itu tidak bayar juga, tanggal 11 nya siswa dipungut 10 ribu setiap harinya sampai melunasi bayaran yang tertunda itu,” NK menjelaskan.

Hal tersebut menjadikan cambukan untuk lembaga-lembaga pendidikan atau pondok pesantren yang terkenal dengan Rahmatan Lil Alamin, namun dengan sistem yang seperti itu tidak sama sekali mencontohkan…Sumber Bogor Daily Pewarta : Fahri

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *