Gawat ! Data Warga Penerima BLT Diwilayah Harjamukti Ditemukan Banyak Beda NIK
CIREBON,- Sorottipikor .com | Ditemukannya Nomor NIK penerima Bantuan Langsung Tunai ( BLT ), yang di undangannya berbeda dengan NIK yang ada di KTP, tentunya memunculkan pertanyaan publik, mengapa itu bisa terjadi ? Namun anehnya, nama dan alamat sipenerima benar.
Hal tersebut diketahui terjadi pada ratusan lebih penerima BLT, di wilayah Kelurahan Harjamukti, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Senin (8/6/2020). Sehingga warga penerima bantuan putaran ke dua itu pun, masih bingung saat mengurus surat keterangan beda NIK.
Meski sudah kali kedua menerima Bansos Rp 600 ribu Perbulan, nyatanya masih harus antri untuk mengurus keterangan Rt, Rw, sampai Kelurahan. Sebab hal itu menjadi sarat yang harus dipenuhi warga. Bahkan banyak warga yang akhirnya melupakan aturan protokoler penanganan Corona (Covid-19).
Lurah Harjamukti Hendri Pardriansyah, S Sos, saat ditemui di ruang kerjanya menjelaskan, bahwa banyaknya kesalah tersebut sesuai penjelasan pihak DinsosIing, disebakan akibat adanya kelelahan operator dan waktu pendataan yang singkat. Namun Lurah berharap, agar saat ini kita janganlah saling menyalahkan.
“Yang terpenting itu, marilah kita sama-sama perbaiki diri, dan sama-sama bisa koreksi diri,” himbaunya.
Sedangkan untuk penerima Bansos yang dobel atau tumpang-tindih dan tidak tepat sasaran, Lurah Hendri menegaskan kalau ini tentunya akan menjadi dilema pihak Kelurahan. Pasalnya, kalau di data, dilaporkan lalu di hapus, tidak bisa dialihkan ke data penerima yang lain. Bisa dikatakan dana Bansos tersebut tidak terserap, dan tentunya harus dikembalikan ke pusat.
“Untuk itu, pihak kelurahan sudah meminta dan menghimbau pihak Rt, Rw, mendata penerima yang dobel dan tidak tepat sasaran agar tidak diberikan Bansos. Karena, di khawatirkan adanya gejolak di masyarakat,” ungkapnya.
Kedepan, Hendri berharap agar dapat dilakukan pendataan lebih baik lagi.
“Pendataan serta verifikasinya, haruslah melalui Kelurahan, melalui Rt, Rw sehingga yang mendapatkan bantuan Bansos betul-betul warga miskin, serta rumahnya agar di berikan tanda, seperti disemprot lebel sebagai warga miskin,” tandasnya.
Warga yang belum pernah sama sekali mendapat bantuan, dan benar-benar terdampak Covid-19 masih bingung, karena sudah tidak ada lagi pengajuan susulan. Namun AW, seorang tukang parkir di Pasar Kalitanjung, mengaku masih berharap untuk mendapat Bansos. Karena dirinya merasa sudah melapor, dengan menyerahkan data untuk data ulang.
“Saya betul-betul belum pernah mendapatkan Bansos, padahal saya sangat membutuhkan karena ikut terdampak Covid – 19 ini,” keluhnya. Lain pula dengan keluhan seorang Ibu warga Rw 05 yang bestatus janda, dia juga heran, bahkan anaknya Ro mengaku merasa kesal, dengan pendataan yang di keluarkan Dinsos. (Suripto)