Peringati HUT PDI Perjuangan Ke 51, Ketua PAC Kec. Lemahabang Hadi Supangat: Berpartai Bukan Hanya Untuk Meraih Jabatan,Tapi Memiliki komitmen Ideologis
Cirebon — Sorottipikor.com / / Ketua PAC PDI Perjuangan Kecamatan Lemahabang Hadi Supangat hadiri HUT PDI Perjuangan ke 51. Acara diselenggarakan di Desa Sarajaya Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Cirebon, Rabu 10/01/24
Acara di hadiri oleh Caleg, para pengurus, kader, simpatisan PDI Perjuangan serta para relawan Caleg dan Relawan Ganjar Mahfud MD yang ada di Kecamatan Lemahabang.
Dalam mengisi pidatonya di HUT PDI Perjuangan Hadi Supangat yang akrab di sapa Mas Pangat mengatakan, Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) artinya mengenang kisah lahirnya PDI Perjuangan.
Ia mengatakan, PDI Perjuangan dahulunya bernama Partai Demokrasi Indonesia (PDI) yang didirikan pada tanggal 10 Januari 1973, merupakan fusi penggabungan dari beberapa partai yaitu PNI, Partai Murba, Partai IPKI dan Parkindo, dan ke 4 partai tersebut pada 10 Januari 1973 melebur menjadi Partai Demokrasi Indonesia (PDI)
Dalam pidatonya di hadapan ratusan masa, Mas Pangat sedikit memaparkan lahirnya PDI.
Menurut Mas Pangat, Dalam perjalanan karir politiknya partai tersebut tidak pernah menjadi pemenang di tengah tekanan kekuatan orde baru pimpinan Presiden Soeharto saat itu, sehingga terjadi Kongres Luar Biasa (KLB) di Surabaya pada tahun 1993 dan Megawati Soekarnoputri terpilih menjadi Ketua Umum (Ketum) PDI.
Namun terpilihnya Megawati sebagai Ketum PDI tidak di kehendaki oleh pemerintah orde baru saat itu, sehingga dicipta kondisi oleh Pemerintah orde baru menjadi dua kubu agar partai pimpinan Megawati tidak bisa mengikuti pemilu, ” tutur Mas Pangat
” Dan pada tanggal 27 Juli 1996 terjadi peristiwa kekerasan di kantor Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pimpinan Megawati putri dari Presiden pertama Bung Karno. Peristiwa itu terjadi di Jalan Diponegoro Nomor 58, Menteng, Jakarta Pusat.
Agar Partai tersebut bisa mengokuti pemilu, Pada tanggal 1 Pebruari 1999 oleh Ketua Umum Megawati, PDI di rubah menjadi PDI Perjuangan dan di deklarasikan pada tanggal 14 Pebruari 1999 di Istora Senayan Jakarta
” Jadi peringatan HUT PDI Perjuangan tanggal 10 Januari mengikuti hari peleburan atau fusi 4 Partai pada tahun 1973, ” tuturnya.
Lebih lanjut Mas Pangat mengatakan, Berpartai itu bukan hanya sekedar hura hura, bukan pula soal bagaimana bisa meraih jabatan politik, berpartai itu harus memiliki komitmen idiologis, sebab PDI Perjuangan merupakan partai idiologis yang menganut ajaran Bung Karno.
Sehingga berpartai di PDI Perjuangan adalah komitmen perjuangan dalam mempertahankan idiologi Bung Karno yang telah menjadi falsafah hidup Bangsa yaitu Pancasila yang juga sudah menjadi denyut nadi kehidupan dalam berbangsa yang digali dari kultur bangsa Indonesia.
Di dalam Pancasial memiliki 4 pilar Kebangsaan, yaitu:
1 Pancasila
2. UUD45
3. NKRI
4. Bhineka Tunggal Ika
Jika salah satunya runtuh maka Indonesia akan bubar, ” kata Mas Pangat.
” Itulah mengapa PDI Perjuangan selalu memperjuangakan kemenangan untuk Bangsa, untuk rakyat, sebab jika negara runtuh rakyat wong ciliklah yang akan sengsara, ” terangnya.
” Memperjuangkan PDI Perjuangan sama halnya memperjuangkan wong Cilik, karena lahirnya PDI Perjuangan adalah simbol perlawanan wong cilik kepada kekuatan orde baru saat itu. Inilah mengapa PDI Perjuangan harus menang bersama rakyat , “:tegasnya.
Mas Pangat mengatakan, Saat ini PDI Perjuangan mengusung Ganjar Mahfud menjadi Presiden 2024, karena Ganjar memiliki reputasi yang baik, yaitu pernah menjadi anggota DPR-RI dan Gubernur Jawa Tengah dua priode.
Sedangkan Mahfud MD pernah menjadi Ketua MK, Mentri pertahanan era Presiden Gusdur, pernah menjadi anggota DPR-RI dan Menkopolhukam.
Keduanya.mengusung 21 Program unggulan yang salah satunya KTP sakti. Di dalam KTP sakti merangkum semua bansos ke dalam satu kartu bernama KTP Sakti yang pro wong cilik, sehingga kemenangan Ganjar Mahfud adalah bagian dari pembelaan terhadap wong cilik,dan kemenangan Ganjar Mahfud adalah kemenangan wong cilik dan kemenangan seluruh rakyat Indonesia.
” Jadi Bapak dan Ibu harus bisa memperjuangkan kemenangan Ganjar Mahfud dan Caleg satu paket agar program KTP sakti bisa di kawal oleh Dewan terpilih hingga ke tangan Bapak dan Ibu.
” Jika negara kita di bawah kepemimpinan Ganjar Mahfud menjadi negara maju dan unggul, itu artinya Bapak dan Ibu telah mewariskan negara kepada anak cucu kita dalam ke adaan baik, sebaliknya jika Bapak tidak memilih Ganjar Mahfud atau salah memilih pemimpin, itu artinya Bapak dan ibu telah mewariskan negara dalam ke adaan tidak baik-baik dan akan membawa kesengsaraan kepada anak cucu kita selama puluhan tahun,”pungkasnya. (Sukirwan)