Petani Keluhkan Langkanya Lahan Untuk Menanam Padi di Teluk Piyai.
Rokan Hilir,– Sorot Tipikor //
Beberapa petani di wilayah Kabupaten Rokan Hilir Khususnya petani Kecamatan Kubu Desa Teluk Piyai saat ini sudah memasuki masa panen padi sawah.
Bersamaan dengan itu, ada beberapa persoalan yang menjadi keluhan bagi kaum petani padi, terutama menyoal sulitnya mendapatkan lokasi lahan pertanian, khususnya untuk menanam padi ,di karenakan banyaknya lahan yang sudah di tanami kelapa sawet. Hal tersebut yang dirasakan Yusriadi, salah seorang petani sekaligus selaku pengusaha penggilingan padi yang di Kecamatan Kubu Desa Teluk Piyai SK 1 Dusun Sungai Tunggak kepada awak media (23/03/2023) .
Dia mengeluhkan langkanya lahan untuk menanam padi sehingga banyak masyarakat yang tidak mempunyai lahan tapi memiliki kemampuan bercocok tanam padi tidak dapat lagi menanam padi, karena tidak ada lahan yang disewakan atau yang bisa ditumpangi untuk menanam padi lagi. Ujarnya
“Untuk saat ini yang bisa kami lakukan hanya menanam padi di cela-cela tanaman kelapa sawit, itupun banyak yang numpang di lahan-lahan orang yang tidak berdomisili di tempat.Padahal dulu sewaktu belum banyak nya orang membuka lahan perkebunan sawet pada tahun 2000an setiap musim panen tiba saya bisa menampung gabah hasil panen petani dalam satu putaran 150 ton sampai dengan 250 ton dalam setiap musim nya,namun sekarang tahun 2023 saya hanya dapat membeli hasil panen petani 20 ton sampai dengan 50 ton saja.
Yusriadi mengharapkan dari campur tangan Bupati Rokan Hilir Bapak Afrizal Sintong,agar dapat membantu kan kami para masyarakat Petani khususnya tanaman padi supaya dapat kesempatan lagi untuk membantu program pemerintah di ketahanan pangan, melalui kebijakan -kebijakan Pemda Rohil dari dinas terkait.
Yusriadi menyebut, permasalahan minimnya lahan pertanian padi akibat tidak adanya aturan Pemda yang membatasi perkebunan sawet,dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya pertanian ketahanan pangan.Maka dari itu saya sangat berharap dari Pemda Rohil untuk ikut campur tangan melalui kebijakan dan sosialisasi di masyarakat melalui dinas terkait.Dan saat ini ada kesempatan bagi kami untuk bisa bercocok tanam padi di areal lokasi yang terindikasi terlantar,tapi kami takut untuk mengolahnya, padahal lahan tersebut kalau memang bisa di olah masih ada berkisar 150 Ha sampai dengan 200 an Hektar yang terletak di Desa Teluk Piyai.Dan tanah tersebut saya perkirakan sudah terlantar 15 sampai dengan 20 tahun.Tegasnya. (Surianto).