PALEMBANG Kritis Darurat Banjir Pemerintah Sibuk Pencitraan.

Palembang,– sorottipikor.com l
Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Palembang merespons kabar terkait, Hujan deras yang mengguyur Kota Palembang dan sekitarnya sejak pukul 02.00 WIB, Sabtu (25/12/2021) dini hari membuat sejumlah kawasan terendam banjir. Kawasan yang jarang dilanda banjir pun ikut tergenang.

Seorang wanita yang hilang terseret arus banjir di Palembang, Sumatera Selatan, Wanita itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dan ada Korban yang diketahui berprofesi Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Fatah Palembang itu, meninggal dunia lantaran hendak mencabut aliran listrik dari perabot rumah tangga dari rumah yang dihuninya.

Ulil mustofa selaku Ketua Umum HMI Cabang Palembang mengatakan Kota Palembang Sudah Kritis dan darurat Banjir kita melihat pemerintah sibuk pencitraan berbanding terbalik ujar (Pemkot) Palembang yang mengklaim telah mengatasi genangan air di sejumlah titik yang menjadi langganan genangan air di wilayah Palembang.

Terbukti hari ini yang terpantau ada dua korban jiwa akibat banjir yang melanda kami tentu berbela sungkawa ini sudah dampak yang serius selain dampak lain seperti kendaraan mogok atau alat elektronik yang rusak Padahal khususnya HMI Cabang Palembang sudah seringkali mendiskusikan, mengkaji bahkan menyuarakan terkait banjir ini termasuk memberikan masukan dan coba memberikan solusi namun tidak pernah di tanggapi oleh pemerintah kota Palembang mengingat oleh karena itu Kami mempertanyakan keseriusan Pemkot Palembang yang dipimpin oleh Bapak Harnojoyo dalam menangani banjir, karena masih banyak titik banjir di wilayah kota Palembang, ditinjau pompa pembuangan baru yang kurang maksimal, dan juga banyak dari dari gedung yang tidak sesuai dengan AMDAL khususnya berkaitan dengan lingkungan hidup ketika ada protes HMI Cabang Palembang yang selanjutnya Pemkot Palembang sengaja membuat Palembang banjir, kenapa karena seluruh trotoar dicor untuk taman tapi tidak dibangun drainase untuk pembuangan Air hujan sehingga ketika hujan air tergenang dijalan sehingga menyebabkan banjir, kata Ulil.

Pemkot Palembang juga dinilai gagal memfungsikan sungai, kolam retensi dan rawa sebagai tempat penampungan air, dan drainase dan area terbuka hijau sehingga mengalami pendangkalan akibat sedimentasi yang tinggi. Akibatnya, bencana banjir tidak dapat dihindari dan terus terjadi setiap tahun saat masuk musim penghujan.

“Pemerintah Kota Palembang gagal dan hanya pencitraan saja dalam pemetaan upaya mitigasi daerah rawan bencana banjir dan penanganannya,” tandasnya.

Untuk menindaklanjuti ini kami akan mengumpulkan data terkait anggaran pembenaran drainase , retensi pompa air, maintenance pompa retensi yang kami melihat ada indikasi dugaan korupsi yang nantinya kami akan sampaikan kepada pihak yang berwewenang untuk Menyampaikan sejumlah tuntutan yang terbagi dalam tuntutan jangka pendek dan tuntutan jangka panjang untuk penanganan banjir Agar Palembang bebas banjir.

Pewarta : Ark/Team.

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *