KPU Terkesan Tebang Pilih Terhadap Media di Kabupaten Bogor

CIBINONG,— sorottipikor.com l KPU Kabupaten Bogor menggelar soft launcing buku hasil riset dengan judul Potret Pemilu Serentak 2019 kabupaten bogor yang dilaksanakan di aula kantor KPU, jln tegar beriman No 35 Kamis ( 19/12/2019)

Namun sangat disayangkan dalam acara yang di gelar tersebut, KPU hanya mengundang beberapa media dan organisasi media saja guna memberitakan atau mempublikasikan kegiatan tersebut, hal ini menjadi polemik yang serius dikalangan awak media dan organisasi media lainnya yang ada di kabupaten bogor.

KPU Kabupaten Bogor mengabaikan bahkan terkesan mendiskriminasi media lain ( daftar undangan- red),  KPU LUPA ! Bahwa anggaran yang di gunakan dalam kegiatan tersebut adalah Uang Negara, Uang Rakyat bukan Uang KPU.

Terkait  kesan tebang pilih tersebut, berbagai awak media dari organisasi DPC PWRI Kabupaten Bogor mendatangi kantor KPU untuk mengklarifikasi terkait undangan yang dianggap tidak profesional, ” mendiskriminasi” terhadap insan pers yang lain tersebut,. Namun beberapa staf KPU yang coba dimintai keterangan nya menghindar dari pertanyaan wartawan dan beralibi bukan ranah saya, terlihat lempar sana dan lempar sini tidak ada yang bisa mengklarifikasi hal tersebut.

Seketaris PWRI H.Nurkholis.SE. menanggapi masalah ini mengatakan bahwa, Humas KPU seharusnya paham ada berapa media yang terdaftar di Dinas Kominfo Kabupaten Bogor, terkait anggaran yang di gunakan, itu adalah Uang Negara apalagi ini acara dalam bentuk Publikasi, kita semua yang tergolong sebagi sosial kontrol punya hak dalam mengawasi anggaran Pemerintahan Kabupaten Bogor,  ini jelas dan sudah diatur dalam UU Pers. beber Nurkholis.

” kita sebagai sosial kontrol punya hak dalam pengawasan anggaran pemerintah kabupaten bogor, Humas KPU harus profesional menjalankan tugas sesuai tufoksi, jika mereka bilang tidak tahu keberadaan media yang ada di kabupaten bogor itu salah karena kita punya dinas Kominfo ” tegasnya.

Terkai polemik ini seketari dan Ketua PWRI bersama media yang merasa di diskriminasi tetap akan menindak lanjuti, karena kejadian ini bukan sekali ini saja terjadi di kabupaten bogor. (Hasibuan).

Please follow and like us:

Leave a Reply

Your email address will not be published.